Sebelum
tindakan peningkatan integritas dan loyalitas karyawan perlu diketahui terlebih
dahulu penyebab kurangnya integritas dan loyalitas karyawan. Beberapa hal yang
biasanya menyebabkan kurangnya integritas dan loyalitas karyawan antara lain :
1. Ketidaksanggupan
perusahaan menjaga kenyaman kerja. Ketidakmampuan perusahaan menjaga kenyamanan
bekerja bisa berdampak buruk terhadap kinerja karyawan dan pada tahap lebih
fatal karyawan akan pindah kerja ke perusahaan lain. Hal ini bisa terjadi bila
perusahaan tidak mempunyai prospek yang bagus terhadap kelangsungan hidup
karyawan, di mana karyawan jarang atau tidak mengalami peningkatan gaji, bonus
dan tunjangan. Pada perusahaan tertentu, sangat sulit memperhatikan permasalan
ini karena berhubungan dengan keuangan perusahaan, apa lagi era krisis sekarang
banyak sekali perusahaan yang mengabaikan kesejahtraan karyawan. Kasus seperti
ini tidak saja terjadi di Indonesia, tetapi juga terjadi di Jepang.
2. Kesuksesan
seorang senior dalam meniti karier dan membangun perekonomian akan mempengaruhi
semengat junior untuk tetap setia pada perusahaan. Secara umum setiap karyawan
baru mempunyai harapan masa depan terhadap perusahaan. Bila harapan itu tidak
terpenuhi maka mereka akan mereview harapan tersebut, termasuk kelangsungan
berkeja. Tidak sedikit karyawan yang kecewa karena perusahaan kurang
memperhatikan kesejahtraan karyawan.
3. Faktor
ketiga ini biasanya dialami oleh kaum perempuan. Tidak sedikit perempuan pindah
dan berhenti kerja karena suami mendapat tugas kerja ke luar daerah atau luar
negeri. “Bukan menentang gander, tapi kenyataanya memang seperti itu. Fenomena
seperti ini tidak saja terjadi di Indonesia tetapi juga terjadi di negara lain,
termasuk negara maju.
Dalam menata kelangsungan rumah tangga, kebanyakm istri mengikuti suami, bukan suami yang mengikuti istri, akibatnya karier perempuan terhalang karena terbentur pola kerja suami,” tutur konsultan tenaga kerja asal negara Matahari Terbit ini. Mengacu pada kasus di atas. Tidak sedikit perusahaan yang enggan menerima karyawan perempuan sudah menikah. Mereka lebih suka menerima karyawan perempuan belum menikah karena ritme kerja mereka lebih tinggi dan tidak punya resiko untuk pindah kerja, termasuk hamil. Walau menerima karyawan perempuan sudah menikah tapi tidak akan ditempatkan di posisi penting.
Dalam menata kelangsungan rumah tangga, kebanyakm istri mengikuti suami, bukan suami yang mengikuti istri, akibatnya karier perempuan terhalang karena terbentur pola kerja suami,” tutur konsultan tenaga kerja asal negara Matahari Terbit ini. Mengacu pada kasus di atas. Tidak sedikit perusahaan yang enggan menerima karyawan perempuan sudah menikah. Mereka lebih suka menerima karyawan perempuan belum menikah karena ritme kerja mereka lebih tinggi dan tidak punya resiko untuk pindah kerja, termasuk hamil. Walau menerima karyawan perempuan sudah menikah tapi tidak akan ditempatkan di posisi penting.
5. Perusahaan
yang tidak pernah mengsosialisasikan provit pada karyawan akan menimbulkan rasa
cemas karyawan. Karyawan akan bertanya-tanya apakah perusahaan ini masih stabil
atau sudah rapuh? Bila karyawan tahu bahwa ekonomi perusahaan dalam keadaan
kuat, maka karyawan akan bertahan, menjaga pola kerja dan enggan pindah kerja.
Selain itu, tidak ada salahnya memberikan bonus bila perusahaan memperoleh
untung besar.
Beberapa
tindakan yang perlu diambil untuk meningkatkan loyalitas karyawan antara lain :
Perhatian
khusus kepada karyawan khusus. Ini bisa diimplementasikan dengan cara menaikan
jabatan dan meningkatkan gaji. Untuk mengetahui perkembangan karyawan,
perusahaan harus memantau kerja karyawan. Karyawan berkualitas harus diberikan
kompensasi positif, salah satunya bonus. Cara ini akan mengikat karyawan untuk
enggan pindah kerja karena semua kebutuhan sudah dipenuhi perusahaan.
Membangun
nilai kekeluargaan. Nilai ini bisa dibangun dengan cara makan siang bersama
karyawan terpilih. Tidak perlu setiap hari, makan siang bersama bisa dilakukan
dalam satu bulan atau minggu sekali. Dari sini akan terbangun keakraban antara
karyawan dengan pemimpin. Dalam kondisi akan terlontar pembicara-pembicara non
formal yang membuat suasana menjadi santai dan akrab.
Meningkatkan
karier. Menaikan jabatan karyawan berprestasi sangat perlu dilakukan, karena
itu merupakan satu kebanggan. Karyawan paling senang bila mereka menduduki
jabatan yang lebih tinggi. Ini merupakan satu prestasi kerja, dengan imbalan
ini mereka akan meningkatkan semangat kerja. Jangan biarkan karyawan
berprestasi pindah kerja, karena mereka adalah aset perusahaan yang nilainya
tidak kalah dengan keuntungan.
Dengan
menganalisa keadaan karyawan pemimpin akan tahu kondisi dan tingkat kebutuhan
karyawan. Setiap karyawan mempunyai tingkat kebutuhan berbeda-beda. Dalam
memenuhi kebutuhan karyawan tidak bisa disama ratakan, setiap karyawan
mempunyai tingkat kebutuhan berbeda-beda.
Tingat
kebutuhan karyawan berusia 22-25 tahun, di mana mereka baru lulus kuliah dan
belum menikah berbeda dengan karyawan berusia 30-35 tahun. Karyawan berusia
22-25 tahun mempunyai sifat ingin belajar dan tingkat kebutuhan terhadap materi
masih kecil. Karyawan pada level ini lebih cocok jika berikan learning center
atau pendidikan tambahan. Pendidikan tambahan akan menjadi bekal pengembangan
karier. Berbeda dengan karyawan berusia antara 30 sampai 35 tahun.
Diusia
ini mereka sudah mempunyai rencana untuk menikah. Untuk kelangsungan
pernikahan, mereka membutuhkan dana pernikahan. Karyawan seperti ini lebih
senang bila gajinya dinaikan. Begitu juga dengan karyawan, berusia 40 tahun ke
atas. Karyawan berusia diatas 40 tahun sudah mulai sakit-sakitan dan anak sudah
mulai sekolah. Karyawan ini lebih senang, bila uang kesejahtraan keluarga
dinaikan.
16.55
Posted in: 

0 komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar Anda demi kelangsungan Blog ini !